Menyiasati Kekeliruan "Minal Aidin"


Assalamu’ alaikum …

Tidak terasa ya sebentar lagi sudah Idul Fitri, kan banyak kita bertemu saudara, kerabat, sahabat dan teman untuk saling bersilaturahim dan bermaaf-maafan.

Jika ada sahabat mengucapkan “Minal aidin wal faizin”, apa jawab anda?
Mungkin sebagian ada yang menjawab: “Sama-sama”, ada juga yang menjawab “Kosong-kosong”. Wah wah…, rupanya mereka menganggap bahwa Minal Aidin itu semacam permohonan maaf. Keliru besar!

Minal aidin wal faizin secara bahasa artinya “Dari orang-orang yang kembali dan menang”. Nah, menurut anda, ini jenis ucapan apa? Apakah ucapan selamat, doa atau permohonan maaf?

Ucapan “Dari orang-orang yang kembali dan menang” kurang tepat jika dianggap sebagai ucapan selamat atau doa. Apalagi bila dianggap sebagai permohonan maaf…
Jadi….kalimat apakah itu?

Ternyata, minal aidin wal faizin adalah sebuah penggalan doa, yang selengkapnya berbunyi “Ja’alanallahu wa iyyakum minal a’idina wal faizin” (Semoga Allah menjadikan kami dan anda sekalian dari orang-orang yang kembali dan menang). Kalau diucapkan secara lengkap, maka sangat layak dianggap sebagai doa. Dengan demikian, jika mendengar ucapan doa tersebut, anda jawab dengan ucapan “Amin”.

Bagi mereka yang telah menjalankan ibadah puasa selama 30 hari dengan baik, keadaan mereka akan KEMBALI suci (Idul fitri), kembali tanpa dosa seperti bayi yang baru lahir. Mereka juga sebagai orang yang MENANG, karena berhasil mengalahkan hawa nafsu dan mendapatkan curahan rahmat yang tak terhingga dari Allah SWT. Maka, amat tepat jika di bulan Syawal ini kita sempurnakan dengan doa “Semoga Allah menjadikan kami dan anda sekalian dari orang-orang yang KEMBALI dan MENANG".

Masalahnya adalah, bagaimana jika diucapkan hanya sepenggal, karena kebanyakan orang hanya mengucapkan “Minal aidin wal faizin (dari orang yang kembali dan menang)”?

Menyiasati masalah di atas – agar lebih afdhol – jika anda hanya mendapat ucapan “Minal aidin wal faizin” maka anda dalam hati (atau dikeraskan) menambahkan kalimat “Ja’alanallahu wa iyyakum”, kemudian mengucapkan “Amin”.

Selamat kembali dan menang…

Wassalamu’ alaikum …

dari : http://www.akhmadtefur.com/artikel-islami/mensiasati-kekeliruan-seputar-“minal-aidin”/

Ayat Ayat Rizki

Assalamu’ alaikum …

Jangan bersedih tentang rizki, karena Allah menjamin rizki setiap makhluk. Hewan yang hidup di dasar laut, yang hidup di padang pasir yang kering-tandus, binatang melata yang lemah… dsb semua Allah penuhi rizkinya. Apalagi untuk manusia, makhluk yang paling sempurna.

Saudaraku, simak ayat-ayat rizki berikut:
“Tiada satupun yang melata di bumi, kecuali dipenuhi rizkinya . oleh Allah“ (QS Hud: 6)

“Dia memberi makan dan tidak diberi makan” (QS Al An’am:14)

“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan member rezki kepadamu dan kepada mereka”
. (QS Al An’am : 151)

Meskipun demikian, manusia harus bekerja keras untuk menyambut dan mengoptimalkan datangnya rizki.
“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya” (AR-Ra’ad 11).

Ayat ini mengisyaratkan bahwa kita harus membuat terobosan- terobosan dan usaha-usaha untuk memperbaiki perolehan rizki.

Selain berusaha/ikhtiar, dekatkanlah diri kita kepada Allah, dzat yang Maha Pemberi dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya yang telah diperingatkan oleh Allah SWT.
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” (QS Thaha:124)

Satu lagi, Saudaraku...Setelah berusaha, dan mendekatkan diri kepada Allah, maka berdoalah untuk meminta rizki-Nya.
“Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.”(QS Al Ankbut:17)

Serta bertawakallah, pasrah terhadap ketentuan Allah yang akan diberikan-Nya. Karena, tak seorangpun berkuasa untuk menahan atau melepaskan kehendak sang Maha Perkasa.

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS AlFathir:2).

Wassalamu’ alaikum …

Ayat Kursi


Assalamu’ alaikum …

Saudaraku… Pastinya kita semua telah hafal Ayat Kursi…

Apakah anda selalu membacanya menjelang tidur?
Nah, ini barangkali hanya sebagian kecil saja yang melakukannya. Bagaimana dengan anda sendiri?

Tahukah anda, bahwa membaca ayat kursi sebelum tidur itu sangat penting? Ayat kursi itu sebuah perisai mahal untuk membentengi diri saat kita tidur, yang seharusnya selalu kita pakai. Sebuah kerugian yang amat besar jika ada perisai mahal, penting dan gratis di depan mata, tapi kita tidak memakainya!

Dalam sebuah hadits yang panjang (HR Bukhari), disebutkan bahwa dengan membaca ayat kursi sebelum tidur Allah akan menjagamu, dan setan tidak akan menghampirimu sampai Subuh. [DR. Raghib As-Sirjani, "Misteri Shalat Subuh"]

Wassalamu’ alaikum …

Siapakah Teman Sejati Anda?


Assalamu’ alaikum …
Saudaraku… Siapakah teman sejati anda?
Teman masa lalu, teman sejuta kenangan pahit manis. Sudahlah, itu telah berlalu…

Teman masa kini, paling berpengaruh terhadap kita saat ini. Hati-hatilah!

Teman senang, itulah teman di padang golf dan di restoran. Janganlah membuat lalai!

Teman susah, yang menengok anda ketika anda terkena musibah. Bersyukurlah!

Teman waktu lapang, teman ngobrol, teman chating… Kurangilah!

Teman waktu sempit, yang membantu saat anda sibuk. Berterima kasihlah!

Teman sehat, teman anda saat ini. Pilihlah yang baik!

Teman sakit, yang datang dan memberi semangat ketika anda sakit. Inilah teman yang baik.

Teman hidup adalah keluarga, suami/istri dan anak-anak… Bahagiakanlah!

Teman setelah mati, inilah amal kita… Perbanyaklah!

Diantara sepuluh teman, yang manakah teman sejati kita?

“Ada tiga perkara yang mengiringi mayit. Yaitu keluarga, harta dan amalnya. Dua diantaranya pulang yakni keluarga dan hartanya. Sedangkan yang setia mendampinginya satu, yakni amalnya.” (HR.Bukhari-Muslim).

Subhanallah.., teman sejati kita ternyata adalah amal shaleh.
Teman untuk kebahagiaan abadi. Perbanyaklah… perbanyaklah, mumpung masih ada kesempatan.

Wassalamu’ alaikum …

Allah Menjawab



Assalamu’ alaikum …

Saudaraku…
Shalat adalah sebuah kebutuhan primer bagi seorang hamba untuk mengingat, menghadap dan berkomunikasi dengan Sang Khaliq. Setelah takbiratul ikhram, dalam iftitah sang hamba mengutarakan: "Kuhadapkan muka hatiku kepada dzat yang menciptakan langit dan bumi...".

Selanjutnya, tatkala seorang hamba membaca Al Fatihah, Allah langsung memberikan jawaban sebagaimana tertuang dalam hadits sbb:
Nabi SAW bersabda, Allah SWT berfirman,

"Shalat itu Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya.
Apabila ia mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil alamin” ,
maka Aku menjawab hamba-Ku memuji-Ku.

Apabila ia mengucapkan “Arrahmaanirrahiim”,
maka Aku menjawab hamba-Ku menyanjung-Ku,

Apabila ia mengucapkan “Maaliki yaumiddiin”,
maka Aku menjawab hamba-Ku mengagungkan-Ku,

Apabila ia mengucapkan “Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin”,
maka Aku menjawab inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya.

Apabila ia mengucapkan “Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina anamta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin”,
maka Aku menjawab inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”(HR Muslim).

Karena itulah, Al Fatihah hendaknya dibaca ayat demi ayat (tidak menyambung dua ayat atau lebih). Hal ini juga dicontohkan Rasul:

"Kemudian beliau SAW membaca Al-Fatihah, beliau memenggalnya ayat demi ayat..." (HR Abu Dawud).

Ketika membaca Al Fatihah, yang perlu kita lakukan adalah:
1. Memahami kandungan arti surat Al Fatihah, ayat demi ayat
2. Mengetahui dan merasakan jawaban Allah pada ayat demi ayat yang kita baca
3. Meyakini bahwa jawaban Allah akan segera terwujud buat kita

Poin 1,2,3 di atas tentu saja dapat kita capai, asal mau berlatih. Jika artikel ini hanya kita baca, tanpa dibarengi dengan latihan sama sekali, jangan harap kita memperoleh perubahan kualitas dalam shalat yang kita lakukan!

Mari kita berlatih keras untuk menggapai 3 poin di atas sekarang juga! Semoga shalat kita lebih berarti, dan lebih terasa memberikan kedekatan dengan-Nya...

Wassalau’ alaikum …


Bukti Allah Maha Pengampun


Assalamu' alaikum ...

Saudaraku ... Salah satu bukti bahwa Allah Maha Pengampun dapat kita simak pada hadits tentang fadilah wudhu di bawah ini:

“Tiada seorang berwudhu, berkumur dan memasukkan air ke lubang hidung dan mengeluarkanya, kecuali keluar pulalah dosa-dosa mulut dan hidung. Dan ketika membasuh muka sesuai perintah Allah, maka lenyaplah dosa yang diperbuat oleh muka bersama tetesan air. Dan ketika membasuh kedua tangan sampai siku, maka lenyap pulalah dosa-dosa jari bersama tetesan air. Dan mengusap setengah kepala, maka lenyaplah dosa dari ujung rambut mengiringi tetesan air. Dan ketika membasuh kedia kaki, maka jatuhlah segala dosa kaki mengiringi tetesan air.” (HR Muslim)

Inilah dahsyatnya wudhu, selain dapat memberikan kesegaran tubuh karena bersentuhan dengan air (hydro therapy), dan dapat meningkatkan level seseorang menjadi “orang suci”, juga dapat menggugurkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Terima kasih ya Allah, yang Maha Pengampun.

Namun demikian, seyogyanya kabar gembira ini tidak lantas membuat kita asyik dengan terus menerus melakukan perbuatan dosa, bukan?

Wassalamu’ alaikum …

Persiapan Puasa Ramadhan (Part 2 of 2)


Assalamu’ alaikum …

Berikut penjelasan bagaimana cara membuat rencana selama bulan suci Ramadhan :

Spesifik
Rencana harus dituangkan dalam bentuk yang spesifik. “Melakukan kegiatan yang bermanfaat”, ini adalah rencana yang kabur, tidak spesifik. Anda dapat menggantinya menjadi: “Membaca tafsir Al Quran” agar spesifik.

Terukur
Kalau kita bisa mengukur, maka kita bisa mengatur. Kalau kita bisa mengatur, maka kita bisa meraih. Merencanakan 1 juz per hari, tentu lebih baik karena dapat terukur dengan jelas daripada mengatakan: “sebanyak mungkin”.

Terjangkau
Pastikan anda memiliki modal, cara, alat, bantuan dll yang dapat digunakan untuk menjangkau tujuan anda. Jika anda tidak bisa berbahasa Arab, jangan coba-coba membuat rencana untuk mempelajari kitab Riyadushalihin dari bahasa aslinya. :)

Realistis
Realistis bukan berarti MUDAH! Realistis adalah sesuai dengan kenyataan (realita) kita saat ini. Menetapkan rencana membaca Al Quran 10 ayat per hari di bulan Ramadhan adalah rencana yang tidak realistis, jika dalam kenyataannya sudah terbiasa dengan 30 ayat per hari…! Itu terlalu mudah, tidak sesuai realita kemampuan anda. Sebaliknya, rencana yang terlalu sulit juga harus dihindari. Rencanakanlah sesuai dengan realita kemampuan anda saat ini.

Tepat waktu
Rencana, haruslah disertai dengan target waktu. Misal: setiap hari, setiap Kamis, minggu ke-3 … dsb.

Jangan lupa, saat pelaksanaan setiap rencana yang telah disusun harus dievaluasi tingkat keberhasilannya setiap hari.

Ringkasnya, 4 langkah urgent dalam menyambut Ramadhan adalah:

* Berpuasa sunnah di bulan Syaban sebagai “pemanasan”
* Mengkaji ulang keistimewaan Ramadhan untuk memotivasi diri
* Menyusun rencana kegiatan
* Mengevaluasi pelaksanaan rencana setiap hari

Insya Allah… semoga Ramadhan kali ini lebih baik… Amiin…

Wassalamu’ alaikum …